Kehidupan dunia bisnis pun juga tidak berbeda jauh dengan bidang kehidupan lainnya (karena pada kenyataannya bisnis memang merupakan bagian dari kehidupan yang lebih luas). Kemajuan jaman juga selalu dibarengi dengan ada tuntutan.
Paradigma berbisnis cara lama pun sudah tidak mampu lagi mewadahi apalagi mengatasi tuntutan. Perlu jurus-jurus baru tertentu agar langkah-langkah yang dilakukan pengusaha untuk mencapai tujuan berjalan efisien, baik ditinjau dari sisi dana maupun tenaga yang dikeluarkan. Dari postingan sebelumnya mengenai
Jurus Pendongkrak Bisnis, kita akan lanjutkan ke jurus berikutnya.
Jurus Ketiga : Berdamai dengan Para Kompetitor
Dalam tingkatan tertentu kompetitor memang bisa menggerus pendapatan. Itu sisi negatifnya kehadiran
kompetitor. Namun pada sisi lain kompetitor merupakan pemicu bagi pengusaha untuk berlaku efesien, inovatif dan kreatif. Sebab, pengusaha yang puas dalam posisinya terkini akan tergilas oleh kemajuan kompetitor. Juga, untuk produk-produk yang memerlukan
edukasi kepada konsumen., berapa dana yang diperlukan oleh seorang pengusaha untuk mengedukasi konsumen. Dengan banyaknya kompetitor, yang tentu saja juga akan mempromosikan produknya masing-masing, membuat edukasi akan jauh lebih cepat berhasil.
Dalam kasus melejitnya
popularitas bisnis bunga anthurium, bagaimana orang bisa menghargai selembar daun dengan uang jutaan rupiah jika konsumen tidak teredukasi. Dan betapa capek dan menguras dana jika seorang pengusaha tanaman hias anthurium melakukan edukasi sendirian.
Jurus ini juga secara jitu diterapkan oleh
Herman Kosasih, bos toko onderdil jaringan Laris Jaya Motor (LJM). Satu syarat lagi calon pembeli lisensi adalah memiliki lokasi yang dalam radius tiga kilometer terdapat minimal 50 bengkel sepeda motor. Hemat Ayung, demikian ia akrab disapa, keberadaan para kompetitor ini bisa disenergikan, terutama sekali karena LJM maupun pembeli lisensinya memiliki layanan bubut reparasi. Tidak semua bengkel mau dan mampu berinvestasi membeli mesin bubut yang harganya lumayan tinggi. Dengan demikian, para kompetitor merupakan pintu masuk bagi pelanggan layanan bubut reparasi LJM.
Berkumpulnya para kompetitor di suatu wilayah tertentu, misalnya untuk onderdil motor di Jalan Raya Bogor atau kebun jeruk, tentu menjadi target tersendiri bagi pelanggan. Benak konsumen akan bekerja bahwa di mana
tingkat persaingan tinggi maka harga yang akan ditawarkan pastilah kompetitif. Di mana sejumlah kompetitor berdagang di tempat yang sama, mereka pastilah akan berlomba-lomba untuk memperlengkap dagangannya. Jadi tidak ada istilah konsumen pulang dengan tangan hampa, apa pun yang dicari pastilah ada.
Jurus Keempat : Jadilah Landak, Jangan Jadi Rubah
Manusia (
pengusaha) memang multi talenta.
Howard Gardner, psikolog Havard menyebut manusia memilki delapan kecerdasan. Pengusaha (perusahaan) juga mempunyai
probablitas sukses untuk banyak jenis bisnis. Namun tak bisa dipungkiri, secara alamiah orang hanya akan mencapai kemampuan optimal untuk satu atau dua kecerdasan saja. Kecil kemungkinannya, ia mampu mengembangkan delapan kecerdasan dengan sama baiknya. Karena secara alamiah pengusaha ataupun perusahaan kemampuannya seperti ini, maka akan lebih baik ia menjadi landak daripada menjadi rubah. Artinya, tahu banyak tentang satu hal lebih baik daripada tahu sedikit tentang banyak hal.
Singkatnya, pengusaha (apalagi yang tidak mempunyai cukup dana untuk menggaji orang-orang hebat dan melakukan
ekspansi) harus fokus ke dalam satu jenis bisnis dan menjadi yang terbaik di bisnis dan menjadi yang terbaik di bisnis tersebut. Kita sering melihat perusahaan yang uangnya tidak berseri dan sukses dalam suatu bisnis mengalami kegagalan ketika memasuki bisnis yang lain. Eksapansi suatu perusahaan biasanya masih terkait dengan bisnis intinya, di antaranya membuat variasi produk, bukan nyelonong ke jenis bisnis lain.
Gonzo Asian, kini lebih fokus menjadi pembuat kostum anime, walau di awalnya menggeluti bisnis tas dan boneka. Untuk bisa menjadi yang terbaik di bidangnya, Gonzo selalu menimba pengetahuan seluk-beluk kostum anime. Itu sebabnya, secara khusus Gonzo mendatangkan desainer fashion yagn pernah tinggal di Negeri Matahari Terbit. Gonzo ingin menjadi landak di dunia kostum cosplay.
Contoh lainnya, adalah Baba Rafi Indonesia, yang sukses memasyarakatkan Kebab Turki Baba Rafi. Setelah sukses menyajikan makanan kebab, kini Baba Rafi melakukan ekspansi dengan mengakuisisi Roti Maryam Aba-Abi. Baik kebab maupun roti maryam adalah makanan yang terkait budaya Timur Tengah. Prinsip ekspansi yang dilakukan Baba Rafi masih menganut teori landak. Artinya, masih fokus ke produk makanan yang berasal dari budaya Timur Tengah, hanya varian produknya saja yang diperkaya.
jurus Kelima: Titik Terlemah Tumpuan Terkuat
Ketika berada di
titik terendah, kemana pun kita bergerak pasti ke titik yang lebih tinggi. Kuncinya: kita mau
bergerak tidak hanya berdiam di titik terendah. Sebaliknya, ketika kita berada di titik tertinggi ke mana pun bergerak akan menuju titik yang rendah. Ini pernah dirasakan oleh hampir semua pebisnis. Namun hampir-hampir tidak pernah diungkapkan bahwa titik terlemah adalah tumpuan terkuat. Banyak pengusaha kita yang sukses justru dari kondisi kepepet (
titik nadir).
Misalnya kalah bersaing untuk bekerja di sektor formal akhirnya kepepet mendirikan usaha sendiri. Titik terlemah merupakan tumpuan terkuat juga bisa digunakan untu mengambarkan pengusaha yang jatuh bangkrut namun tetap gigih berusaha hingga akhirnya menggapai sukses. Pandu Logistics yang didirikan oleh Dr Mohammad Bahkty kasry dan beberapa rekannya, sebagai misal.
Pandu Logistics sempat imbung pada tahun-tahun awal usahanya. Bahkan rekan-rekan Bhakty akhirnya mengundurkan diri. Tetapi Bhakty akhirnya mengundurkan diri. Tetapi Bhakty tidak menyerah dan terus menggenjot kierja Pandu Logistics, hingga akhirnya perusahaan berkembang dan beranak pinak menjadi beberapa perusahaan dalam payung Pandu Siwi Group. Beberapa perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang terdepan dalam bidangnya.
Dalam dunia komedian, kita juga banyak menemukan titik terlemah menjadi tumpuan terkuat. Beberapa kelemahan Tukul seperti bahasa Inggris yang amburadul justru menjadi
selling point. Ingat Yati yang hidungnya pesek? Ia menjadikan kelemahan itu sebagai sebuah kekuatan dan namanya pun cukup mewakili fenomena itu. Yati Pesek.
Contoh yang menglobal adalah Buckminster Fuller penemu
Kubah Goodesic. Dari royalti penemuannya, Buckminster hidupnya berkelimpahan. Padahal konon kabarnya ia menyumbangkan hasil royaltinya. Tetapi setiap kali uangnya disumbangkan, pundi-pundinya terisi lagi. Penemuan kubah geodesicnya berawal ketika ia merencanakan bunuh diri lantaran kehidupannya yang bangkrut. Saat ingin terjun ke Danau Michigan, ia mendapat sebuah bisikan. Pesan dari bisikan itu adalah perintah agar Buckminster mengabdikan dirinya untuk kehidupan sesama.
Sekalipun tidak pernah lulus dari Havard namun Buckminster sebenarnya adalah sosok yang cerdas. Setelah mendapat bisikan tersebut ia mulai merancang untuk menemukan formula pembangunan rumah yang murah. Maka tercetuslah ide membangun rumah berbentuk kubah. Dalam perkemabangannya penemuannya tidak hanya cocok untuk rumah tapi juga bagi pembangunan gedung-gedung komersil bahkan hanggar pesawat. Penemuan yang luar biasa itu justru ia temukan kehidupannya dalam titik terlemah.
Jurus Keenam: Memancinglah di Laut
Laut memiliki kekayaan hayati luar biasa. Jenis ikan yang ada di lautan pun sudah sulit untuk menyebutkannya, apalagi jumlahnya. Memancing di laut risikonya memang lebih besar, tetapi kita pasti akan bisa mendapatkan ikan, kecuali kita benar-benar sial. Memancing ikan di kolam, risikonya jelas lebih kecil. Namun jenis ikan dan jumlah yang kita tangkap sudah dalam dugaan kita. Sedangkan memancing ikan di laut hasilnya sangat-sangat mungkin tidak terduga. Itu artinya, pengusaha harus
menetapkan target yang tinggi. Meskipun meleset kalau memanah matahari mungkin masih bisa mendapatkan burung, demikian juga ketika menembak titik tengah sasaran tembak kalau meleset masih bisa mengenai papannya.
“Kalau saya lebih suka memancing di laut, daripada memancing di kolam. Bisa jadi kita tidak mendapat apa-apa, tetapi mungkin juga kita mendapat apa-apa, tetapi mungkni juga kita mendapat ikan paus”, kata Perry Tristianto Tedja, dalam satu kesempatan mengambil amsal tentang penetapan target dalam berbisnis ini.
To be Continued